Senin, 07 Juni 2010

gangguan komunikasi

GANGGUAN BERBICARA & BERBAHASA PADA ANAK

Kegiatan berbicara merupakan ungkapan dari konsep simbolisasi, merupakan proses neuromuskuler yang mengkordinasikan pernapasan, penyesuaian laring dan pemakaian struktur faring, langit-langit, mulut dan wajah. Suara yang dihasilkan akan menimbulkan sensasi dengar yang mengaktifkan impuls saraf. Dengan kata lain komunikasi oral adalah rangkaian yang terdiri dari berpikir, simbolisasi, suara, transmisi suara, mendengarkan, memperhatikan, dan mengerti. Kelainan pada salah satu jalur misalnya sistem saraf, organ bicara, mekanisme pendengaran, dan atau kombinasi kelainan faktor-faktor pemahaman dapat menyebabkan kelainan komunikasi atau yang lebih dikenal dengan “keterlambatan bicara”.

Perkembangan bicara pada anak berlangsung seiring dengan perkembangan motorik, adaptasi dan sosialisasi anak. Dan kemampuan berbicara tergantung pada proses pematangan, dimana terdapat “masa persiapan bicara” yaitu antara 9 bulan – 5 tahun, kemampuan berbicara ini merupakan akumulasi belajar berbagai bagian bahasa sejak umur beberapa minggu.

Kelaianan atau gangguan bicara dibagi dalam beberapa jenis kelainan :

  1. Kelainan artikulasi : dislalia, disatria, gangguan irama.

Lebih sering sebagai akibat kelainan struktur atau organ bicara, kelaianan gigi geligi, atau celah bibir dan langit-langit, juga dapat pula diakibatkan oleh kelaian motorik bicara seperti adanya kerusakan sistem saraf yang mengatur otot-otot bicara.

  1. Gangguan simbolisasi : afasia.

Terdapat kerusakan di daerah pusat bicara akibat disfungsi minimal otak karena trauma kepala, tumor otak, atau kelainan genetik.

Terdapat 2 jenis afasia : afasia ekspresif ; mengerti namun tidak dapat mengutarakan, dan afasia reseptif ; tidak mengerti simbol bahasa.

  1. Gangguan suara : disfonia.

Disebabkan oleh kelainan getaran pita suara akibat gangguan aliran dan tekanan udara.

Beberapa keadaan yang menyebabkan “keterlambatan bicara” adalah sebagai berikut :

1. Gangguan Pendengaran

Bahasa dan bicara yang digunakan anak dengan kelainan pendengaran beresiko terhadap berkurangnya kemampuan berkomunikasi oral, hal ini akibat putusnya rantai sensasi dengar sehingga tidak terbentuk rangsangan saraf di otak.

Gangguan pendengaran dapat terjadi pada :

a. Masa prenatal (dalam kandungan) :

Kelainan masa ini bisa diakibatkan kelainan genetik misalnya pada kelainan kromosom (trisomi 21 atau fragile X syndrome) atau non genetik (kelainan anatomi, infeksi TORCH, obat-obatan teratogenik atau ototoksik, dan alcoholism)

b. Masa perinatal (segera setelah lahir) :

Kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (<>

c. Masa postnatal (setelah lahir):

Sering akibat infeksi telinga, atau trauma kepala.

2. Gangguan Sistem Saraf Pusat

Kerusakan otak di daerah pusat bicara menyebabkan afasia. Kelainan ini bisa diturunkan, akibat trauma kepala atau kelainan neurologi lain seperti tumor otak.

3. Mental Retardasi

50% kasus mengenai anak laki-laki, dan angka kejadian 2-3% dari populasi.

4. Lingkungan

Sering terjadi pada mereka dengan pola asuh yang salah seperti misalnya disiplin terlalu keras, atau kurangnya motivasi untuk bicara.

5. Kelumpuhan Organ Bicara

Gangguan motorik akibat kerusakan pusat motorik otak dan jarasnya yang sifatnya permanen dan progresif, contoh : pada cereberal palsy.

6. Kelainan Rongga Mulut

Adanya celah bibir dan langit-langit, lidah pendek dan tebal, kelainan gigi geligi, biasanya mempengaruhi pengucapan. Disamping itu adanya sumbatan jalan nafas serta perbesaran tonsil dan adenoid juga dapat mempengaruhi nada suara.

Kita perlu mencurigai adanya kemungkinan keterlambatan bicara pada anak bila ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

  1. Tidak ada atau kurangnya kontak mata pada anak setelah usia 3 bulan.
  2. Tidak memalingkan kepala dan mata ketika mendengar suara pada usia 6 bulan.
  3. Tidak memberikan respon bila dipanggil namanya pada usia 10 bulan.
  4. Tidak mengerti atau memberikan reaksi terhadap kata “jangan” atau “da-dah” pada usia 15 bulan.
  5. Tidak dapat menyebutkan 10 kata tunggal pada usia 18 bulan.
  6. Tidak berespon terhadap perintah sederhana pada 21-24 bulan.
  7. Tidak mampu menyebutkan anggota badan dan tidak mampu menyebutkan kalimat 2 kata pada 24 bulan.
  8. Sering mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti (bahasa planet) pada 30 bulan.
  9. Tidak mampu menggunakan kalimat sederhana atau menggunakan kalimat tanya sederhana pada usia 36 bulan.
  10. Tidak mampu menyebut huruf konsonan diakhir kata.
  11. Kesalahan pengucapan kata setelah usia 7 tahun.

Apa yang harus kita lakukan bila anak terdapat keterlambatan bicara :

  1. Evaluasi oleh Tim yang terdiri dari : dokter anak, dokter syaraf, dokter THT, psikiater, psikolog, speech patologist, terapis pedagogi, dan terapis bicara.
  2. Lakukan pemeriksaan :
    1. Tes Pendengaran : Free field test (menilai kemampuan anak dalam memberikan respon terhadap bunyi), Behavioral observation (0-6 bulan), Conditioned test (2-4 tahun), Audiometri nada murni (> 4 tahun), dan BERA.
    2. CT-scan kepala dan MRI : merupakan pemeriksaan lanjutan. Terutama bila terdapat gangguan dengar, gangguan tonus otot, mental retardasi, dan atau kelainan wajah.
    3. EEG : Pemeriksaan lanjutan bila terdapat kejang, atau adanya afasia reseptif.
    4. Test evaluasi kromosom : fragile X-syndrome, Trisomi 21.
    5. Tes fungsi hati, “urine organic acid test”, dan “urine amino acid” : Gangguan perkembangan dan metabolik lain.
  3. Tips bagi orang tua atau terapis bicara :
    1. Tidak memaksakan anak untuk bicara.
    2. Biasakan berbicara atau membacakan buku dengan kata atau kalimat yang jelas.
    3. Tidak menggunakan Bahasa yang kompleks, terlalu panjang dan sulit dimengerti, serta kembangkan satu kata anak menjadi satu susunan kalimat pendek : misal anak menunjuk sambil mengatakan “mobil” kita kembangkan menjadi “Kamu mau naik mobil?”, atau bila anak mengatakan tulis, maka kita kembangkan menjadi “Kamu mau menulis?”
    4. Lebih baik bila kita berbicara sambil melakukan gerakan tubuh sehingga anak menjadi mudah mengerti.
    5. Tidak memarahi kesalahan tata bahasa yang diucapkan anak.
    6. Sertakan anak anda dalam kelompok anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar